Ketika Aku mencoba untuk menggenggam rasa ini, terlalu hidup dalam euforia. Bersenandung dengan lagu cinta. Aku lupa untuk mengingat, diriku bukanlah orang yang pantas untuk mendekap rasa ini.
"Halo?" suara wanita di ujung sana, terdengar sangat manis dan mempesona.
"Bisa bicara dengan Aaron?" Aku masih bertahan untuk mendengarkan.
Terdengar suara dari belakang wanita tersebut, "Siapa sayang?" diikuti dengan suara kecupan
Seketika pikiranku kosong, Aku mematikan sambungannya. Berusaha mencerna dengan tenang tetapi Aku lupa bagaimana cara untuk berpikir tenang. Aku menangis malam itu, penuh dengan isak tangis.
Kukira hanya malamku yang hancur, tetapi di pagi yang belum disinari cahaya matahari ini, Aku melihat Dia yang menaruh luka dalam hatiku, duduk menunggu Aku terbangun dari mimpi buruk untuk melihat kenyataan yang seakan mimpi buruk terpampang di depan mataku.
"Kamu bukan satu-satunya, banyak yang lebih menggoda dari dirimu. Jadi tahu diri lah. Aku anggap kita tidak pernah kenal apalagi memiliki ikatan. Aku tidak bisa mengucapkan maaf, tolong sadar diri."
Kemudian Ia pergi tanpa menengok sekalipun, wanita itu menunggunya di depan pintu. Menungguku dicampakkan.
Dengan bodohnya Aku membersihkan segala sampah kenangan yang dibuat olehnya. Aku membuangnya ke tempat sampah, sekaligus membuang semua memori, hanya rasa sakit yang tersisa.
Hariku berjalan tapi seperti ada yang hilang dari rutinitasku, apakah Aku terlalu menjadikanmu matahari bagi duniaku? Aku pun tidak mengerti.
Flashback Off
"Rose? Are you there?" tanya pria di ujung telepon
"Yeah, Sorry can you say it again, I got distracted by Daisy" jawabku, Daisy kucingku yang sedang tertidur kubuat menjadi excuse
"Okay, tell Daisy, she's so naughty. I said that my old friend will come to your town, could you please guide her?" tanyanya lagi
"Okay, when will she arrived?" tanyaku menyetujui
"I think she will arrive tomorrow, in the evening" jawab pria itu
"What's her name?" tanyaku lagi memastikan
"Gwen. I will send you another information about her. Thank you very much honey, I will pay it back, love you" ucap pria itu
"Okay, no prob. Love you" jawabku
klik. Percakapan selesai.
drrrt drrrt. Satu pesan masuk, seluruh informasi perjalanan Gwen
Pikiranku melayang, 'mungkin akan berakhir sama, sepertinya Aku harus bersiap'
"Hi, good to know you, Gwen." sapaku kepada Gwen
"Yeah, good to know you, too. Uhmm... I should call you sist, right?" tanyanya
"No, just call me by my name" jawabku
"Okay, Rose." jawabnya singkat
"Where do you live while you stay here?" Aku hanya basa-basi padahal Aku memiliki informasi lengkap dari Leo
"Can I stay at your place?" tanyanya
Aku menaikkan alisku. Heran
"If you don't mind, because I don't know much about this town, not yet" lanjutnya lagi
"Uhmm.. Okay, you can stay at my place." jawabku
"Thank you, Rose." ucapnya
Perjalanan ini penuh dengan kesunyian, sesekali diselingi lagu yang terpasang di radio atau suara sang penyiar
"We are arrived" ucapku
"Ugh.. sorry I'm a little bit sleepy" jawabnya
"No problem, it's a long way back home" ucapku memaklumi
Hari sudah mulai gelap, Aku membiarkannya tidur di kamar sebelah kamarku. Aku membiarkannya beristirahat, begitupun diriku.
"Leo, I miss you, how can you leave me here", "Yeah, she is fine and nice, just a bit quiet", "Already said that to her." Klik. Telepon berakhir, "Ugh! He didn't understand me." gerutu Gwen
Aku yang tidak sengaja atau memang sengaja mendengarnya langsung mundur kembali ke kamarku, 'sudah kuduga.'
Di pagi hari, Gwen baru saja bangun, Aku sudah siap dengan baju kerja yang rapih.
"Rose, sorry for my opinion, but you look so old-fashion, you should change a bit for Leo, or he will gone." Ucapnya
"I'm okay with myself, don't mind it. If Leo wants, he can left me anytime. I should go, enjoy your time here." jawabku acuh
Gwen hanya menatapku kesal, Aku bisa merasakannya di punggungku bagaimana Dia mengutukku.
"Helo sweety, everything okay?" tanya Leo di ujung telepon.
"I'm okay" jawabku seadanya
"Really? If something happened, call me okay?" Leo memastikan kembali
"I'm okay, I should go now, bye" jawabku. 'Sampai di sini saja'
"Okay, bye babe" Ucap Leo
Klik. Telepon dimatikan
"Harus Aku relakan kembali." ucapku kepada diri sendiri
Langit sudah kembali gelap. Aku sampai di depan pintu, ketika Aku masuk, Aku melihat sesuatu yang tidak Aku duga. Sekilas mereka berpelukan, 'Ia langsung kembali ketika perempuannya ada di sini'
"Rose! I miss you!" ucap Leo sambil memelukku
"When did you arrived?" tanyaku
"I'm just arrived, you didn't miss me?" tanyanya lagi
"Leo, you should be tired, you can take a shower and rest for a moment, we can talk again later." ucap Gwen memotong pembicaraanku dengan Leo sambil menarik lengannya
"Uhmm... Okay! After this I want to know why you stay here naughty girl? You really stubborn." ucap Leo dengan gemas
Ketika Leo telah masuk kamarku dan terdengar suara gemericik air,
"He came back because he is worry about me. He always like this even when we are not young anymore. Sorry, Rose. I didn't mean you're not important." ucap Gwen secara langsung
Aku hanya diam melihat drama ini. Aku masuk ke kamarku dan duduk di tepi kasur, menatap fotoku dengan Leo. 'Sudah harus berakhir'
Ketika Leo selesai mandi dan berpakaian, "Rose, my sweetheart." ucap Leo sambil memelukku lagi untuk kedua kalinya
"I think we should stop." ucapku. Memulai perpisahan ini
"What do you mean?" tanya Leo kaget dan heran
"I know I'm not good enough, both of you can stop this drama. Thank you for stay with me until today." ucapku lagi
"I don't understand, what's going on here? Is it because Gwen, she said something?" tanya Leo makin heran dengan sikapku
"No. I'm just realized everything. I should know my place. I can't have a happy ending, it's just a daydream. You can go, I wouldn't go your way." ucapku kemudian pergi dari rumahku sendiri.
Leo hanya terdiam, ketika tersadar dan berusaha mengejarku, sudah terlambat, Aku sudah menghilang ditelan udara dingin malam itu.
Beberapa hari kemudian Aku baru kembali ke rumahku, Aku yakin Ia sudah pergi dengan Gwen. Aku menyadari bahwa Aku harus tahu diri, seperti masa laluku, Aku harus sadar diri.
Ketika Aku membuka pintu, Aku terdiam tidak percaya dengan penglihatanku sendiri
"Rose... where have you been?" tanya Leo tampak kusut
"Why are you still here?" tanyaku
"Where should I go then? this is my home. You are my home, Rose." ucap Leo
-Fin-